Senin, 08 Desember 2014

Tentang "CERPEN"

Mengenal Teks Cerpen: Definisi, Ciri dan Struktur

Cerpen adalah salah satu jenis teks sastra yang tak asing bagi kita. Meski demikian namun kita masih sering bingung jika ditanya mengenai hakikat cerpen. Sering kali di dalam kelas saya bertanya kepada teman-teman peserta didik mengenai apa yang mereka ketahui mengenai cerpen namun jawaban mereka masih singkat yakni cerita pendek. Demikian pula ketika ditanya mengenai ciri bahasa, kaidah, dan struktur yang terdapat di dalamnya biasanya mereka diam.
Merujuk pada kegalauan tersebut, muncul sebuah pertanyaan. Apa sebenarnya cerpen itu? Apabila merujuk pada redaksi definisi yang terdapat pada beberapa buku teks cerpen dapat dimaknai sebagai sebuah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca sekali duduk dan ceritanya membangkitkan efek tertentu dalam diri pembacanya (Sayuti, 2000:8). Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Tokoh dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib (Depdiknas, 2014:6).
Cerita pendek, sesuai dengan namanya, memperlihatkan cirri bahasa yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan (Priyanti, 2013:5). Adapun ciri-ciri sebuah cerpen adalah sebagai berikut.
  1. Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
  2. Tulisan kurang dari 10.000 kata.
  3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
  4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
  5. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya.
  6. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
  7. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
  8. Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
  9. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
  10. Beralur tunggal dan lurus.
  11. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
Gambar 1: Bagan Struktur Teks Cerpen
Selain mengetahui defenisi dan ciri umum sebuah cerpen, penting bagi kita mengenal struktur di dalamnya. Secara garis besar struktur cerpen adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2014:17-19).
  1. Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
  2. Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
  3. Komplikasi muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks).
  4. Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
  5. Resolusi adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
  6. Koda adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
Ciri bahasa teks cerpen sebagai berikut
  1. Menggunakan penggambaran waktu lampau
  2. Mencantumkan Penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan)
  3. Menggunakan Kata-kata yang menggambarkan latar
  4. Memuat kata-kata yang mendiskripsikan pelaku, penampilan fisik, dan kepribadiannya.
  5. Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang dialami pelaku.
  6. Menunjukan sudut pandang pengarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar