Senin, 08 Desember 2014

Sistem kelistrikan pesawat terbang

Sistem kelistrikan pesawat terbang

Walau tiap-tiap tipe pesawat berbeda sistem kelistrikannya, setidaknya bisa memberi sedikit gambaran.
Skema dibawah  menggambarkan sistem kelistrikan di pesawat Boeing B737-800.
Skema sistem kelistrikan pesawat B737-800
Gambar dari : http://www.b737mrg.net/downloads/b737mrg_electrical.pdf
Kalau sekilas dilihat, skema diatas tampak rumit dan membingungkan. :)
Namun secara umum sistem kelistrikan di pesawat sama dengan sistem kelistrikan pada umumnya.  Terdiri atas 3 hal yaitu : sumber listrik (electrical power source), sistem distribusi dan beban (load).
1. Sumber listrik pesawat
Dari jenisnya, sumber listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sumber listrik AC dan sumber listrik DC.
Sumber listrik AC (AC power source)
Untuk pesawat B737-800, seperti terlihat dalam skema diatas, terdapat 3 sumber listrik AC. Yaitu 2 generator yang terpasang di Engine dan 1 generator yang terpasang di APU.
Generator ini digerakkan oleh putaran dari Engine atau APU, sehingga dapat menghasilkan listrik.
Khusus untuk generator di engine, agar tetap berputar dalam kecepatan yang tetap, tidak mengikuti putaran engine yang berubah-ubah perlu dipasang sistem yang disebut CSD (constant speed drive).
Untuk pesawat B737-800 antara CSD dan generator sudah digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan IDG (integrated drive generator). Sedangkan untuk pesawat B737 Classic, masih terpisah antara CSD dan generator.
Untuk generator di APU tidak memelurkan CSD, karena putaran APU konstan.
Listrik AC yang dihasilkan oleh generator pesawat adalah 115 VAC 400 Hz. Berbeda ya dengan listrik di rumah kita yang 220 VAC 60 Hz.
Selain dari generator, ada satu lagi sumber listrik AC di pesawat, yaitu static inverter. Static inverter berfungsi merubah listrik DC dari baterai menjadi listrik AC. Static inverter hanya digunakan saat kondisi darurat. Saat semua generator yang ada tidak mampu untuk menyediakan sumber listrik AC. Dengan demikian, saat kondisi darurat, sistem pesawat yang memerlukan sumber listrik AC tetap dapat berkerja.
Sumber listrik DC (DC power source)
Sumber listrik DC di pesawat terdiri atas transformer dan baterai. Bergantung dari jenis pesawatnya, jumlah transformer dan baterai yang terpasang akan berbeda-beda. Untuk pesawat B737-800, terpasang 3 transformer dan 2 baterai.
Transformer (TR) berfungsi untuk merubah listrik AC menjadi listrik DC. Hal berlawanan dengan yang dilakukan oleh static inverter. Besarnya tegangan DC untuk pesawat adalah 28 VDC.
Baterai yang terdapat di pesawat berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (NiCd) sehingga dapat diisi ulang (rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh baterai charger yang terpasang.
Dalam pemakaiannya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan:
  1. Sebagai sumber eksitasi untuk starting APU.
  2. Saat konsidi darurat sebagai sumber listrik DC.
Listrik DC ini juga yang dirubah static inverter menjadi listrik AC.
2. Sistem distribusi listrik pesawat
Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber listrik dengan beban.
Macam bus yang terdapat di pesawat B737-800 adalah :
  1. AC Transfer bus (XFR), terdiri atas transfer bus 1  dan transfer bus 2. Dalam kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2 terhubung dengan generator 2.Sedangkan dalam kondisi darurat, semisal generator 1 tidak berfungsi, maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
  1. AC Main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.
  1. Galley bus, untuk keperluan listrik di galley  pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah galley yang terpasang di pesawat.
  1. 28 VDC Bus, bus yang terhubung dengan transformer.
  1. 28 VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
  1. Standby (STBY) bus, standby bus adalah bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28 VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.
3. Beban (Load)
Beban di pesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik pesawat melalui bus. Bergantung pada sumber listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa terhubung pada bus yang berbeda-beda.
Untuk sistem pesawat yang tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus.
Sedangkan sistem pesawat yang “kurang penting” akan terhubung dengan AC Main Bus.
Satu yang menjadi catatan, beban yang terpasang tidak boleh melebihi kapasitas dari sumber listrik yang ada. Perhitungan mengenai kapasitas sumber listrik dan beban, terdapat dalam dokumen ELA.
Insyaallah akan saya buat tulisan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar